Tiket.com

Refleksi Seorang Petani



Keringat keluar dari pori-pori kulit,
Dibawah sinar terik matahari
Caping sebagai penutup kepala tak kuat menahan panas
Sinar datang aku menantang
Sinar pulang aku ikut pulang

Sinar panas membuatku tak kuat
Menuai hasil dibalas dendam.



Sebuah puisi tentang perjalan petani. Betapa perihnya sehingga para petani yang hanya dapat menahan dendam. Bangun pagi ke sawah karena suatu kewajiban. Apa maksud kewajiban tersebut? Bukan kewajiabn karena ekonomi namun, bahwa petani sejak awal mempunyai niat baik untuk menanam benih di sawah, maka petani merasa mempunyai kewajiban untuk memelihara bernih tersebut hingga dapat berbuah. Ketika dalam proses pertama setelah petani menggarap tana dan menanam benih setelah itu petani baru memelihara.

Dalam pemeliharaan petani merasa dibebani suatu kewajiban, dimana petani harus menyiangi, memupuk, merawat, memanen hingga petani benar-benar merasakan hasilnya. Ketika dalam proses tersebutlah petani ditindas, apa maksudnya? Pada waktu sawah/tanah belum ditanami petani akan dengan santainya dirumah karena kewajiban belum ada, tetapi setelah petani menaburkan benih pada waktu itu petani mempunyai kewajiban, dan kewajiban tersebut yang dimanfaatkan oleh orang yang tidak dapat merasakan betapa sakitnya keringat keluar dari kulit petani. Bentuk dari penindasan tersebut dengan mudah kita temui, misalkan pupuk begitu mahal, obat untuk membasmi hama, obat untuk pertumbuhan tanaman semua mahal, kenapa masih harus ditambah dengan harga jual setiap tiba musim panen sangat murah.


No comments: