Sudah lama diprediksikan bahwa Jakarta tinggal menunggu waktu tenggelam kalau tidak melakukan action. Daratan Jakarta sudah dibawah permukaan air laut, dan semakin tahun semakin bertambah kerendahannya.
Perencanaan tata ruang kota menjadi pekerjaan yang harus direfisi. Kini di lokasi yang seharusnya menjadi tempat resapan air telah berubah fungsi menjadi perumahan mewah, pinggi suangai yang seharusnya di jaga ekosistemnya kini telah terbangun beton-beton tebal.
Perkantoran di gedung-gedung bertingkat menggunakan air tanah untuk kebutuhan kantor, tentunya ini manyebabkan air tanah tergerus, dan mengakibatkan tanah ambles.
Beberapa faktor tersebut adalah faktor yang semua bisa liat dengan mata kepala. Terakhir yang sekarang dalam proses, kita bisa liat di Jalan daan mogot yaitu di Pesing, lokasi itu adalah rawa-rawa, kini porses di bangun perumahan mewah. Padahal di daerah ini langganan banjir, kita tinggal tunggu bukti saja.
Masih di Jalan Daan mogot ada pengembang di daerah Jembatan Gantung, itu juga lokasi resapan air yang kini sedang di bangun perumahan mewah.
Apakah pemerintah kota sudah tutup mata melihat ini. Revitalisasi sungai memanglah salah satu kegiatan untuk mencegah banjir, tapi tersedianya tempat resapan air juga jauh lebih penting. Gambar di atas adalah proses pembuatan tanggul di sunga sepanjang jalan daan mogot. Pembangunan tanggul setinggi 2 meter bukan lah solusi mencegah banjir. Ini malah hanya akan meruwetkan masalah. Ini hanya proyek yang membuang-buang anggaran pemerintah.
Perhatikan, pemerintah memberi ijin pembangunan perumahan di lokasi resapan air. Dan sebagai kamuflase pemerintah membuat tanggul untuk merevitalisasi sungai.
No comments:
Post a Comment