Tiket.com

Ketika Tidak ada yang Mengatur

Sistem transportasi seperti apa yang tepat diterapkan di Ibu Kota Jakarta, semakin hari kemacetan semakin parah saja. Dahulu kemacetan hanya di lokasi/titik dan waktu-waktu tertentu saja, kita titik-titik kemacetan bertambah dan hampir menyeluruh. Waktu kemacetan pun kini sudah hampir setiap waktu macet.

Angkutan masal adalah model yang paling efisien dan efektif, namun ternyata angkutan umum di Jakarta tidak memberi kenyaman bagi penumpang. Munculnya busway menjadi harapan warga Jakarta akan solusi kemacetan, namun beberapa waktu berjalan penumpang busway kembali pesimis busway sebagai solusi. Perbedaan busway dengan bus umum hanya di busway tidak ada pengamen dan lebih dingin saja. Saat ini kenyamanan di busway tidak bisa dinikmati, selain menunggu lama, busway semakin hari-semakin penuh berdesak-desakan. orang naik busway hanya karena alasan aman saja.




Kebijakan baru dari Pemkot DKI Jakarta mengenai jam kerja dan jam sekolah juga belum kelihatan hasilnya. Yang paling penting ketika sistem di jalankan harusnya juga di barengi dengan kesadaran pelaku. foto di atas membuktikan bahwa sesama pengendara/pengemudi tidak ada yang mau mengalah. Foto itu adalah di perempatan depan RS Tarakan. Jalan yang kelihatan kosong adalah arah menuju perempatan Tomang dan kemudian ke Tangerang. Ini waktu sore jam 17.00 wib, jam waktu pulang kerja, logikanya arah Tomang, Tangerang adalah yang macet. Namun terlihat kosong, apa masalahnya?



Di balik legangnya jalan arah Tangerang tersebut ternyata ada kemacetan yang luas biasa dan disebabkan karena tidak ada yang mau mengalah. Di perempatan ini adalah bukti bagaimana kesadaran pengemudi sangat rendah. Yang dari arah Harmoni ke Tangerang sudah terlanjur masuk begitu juga yang dari kanan (Tanah Abang) sudah masuk juga dari arah sebaliknya begitu pula. Dari arah Tangerang ke Hormoni pun sudah seiap masuk, yang pada intinya perempatan itu menjadi kacau dan tidak ada yang mau mengalah. Yang seharusnya bisa saling bergantian melewati perempatan tadi menjadi saling halang mengahalingi.



Seorang memperhatikan kekacauan di jalan terebut, tanpa ada yang meminpin untuk mengatur ini tidak akan selesai. Memang biasanya di perempatan ini pasti ada 2-3 Polisi yang mengatur karena tidak mungkin hanya mengadalkan rambu (lampu merah) karena volumenya sangat tinggi.

Tulisan ini bermaksud untuk, siapa saja yang pada hari Jum'at (16/01/2009) melewati perempatan depan RS Tarakan atau rutin melewati jalan ini, melihat bahwa kemaceta rutin di titik ini disebabkan kurangnya kesadaran pengendara, dan tidak adanya aparat yang mengatur. Bagi yang waktu itu terlibat dalam kemacetan, lihatnya kondisinya, setelah melihat di harapkan anda tahu bagaimana seharusnya yang anda lakukan.

1 comment:

Cangkang said...

Alhamdulillah daku jaran lewat kesitu......
http://www.tamanbaca.org